Uang Buatan

Namanya anak-anak, pasti lugunya luar biasa. ^_^

Dari kecil, Bunda biasakan Vania untuk rajin menabung. Alhamdulillah, Vania hampir nggak pernah membeli celengan, karena sudah banyak yang memberi dari kado. Hehehe... Celengan yang bermacam-macam ini akhirnya Bunda isi sesuai kategori uangnya.

Celengan yang biru itu, isinya lembaran Rp.100.000,- dan Rp.50.000,-

Celengan yang kuning ada 3 tingkat, isinya Rp.20.000,- dan Rp.10.000,- dan Rp.5.000,- + Rp.2.000,-

Sedangkan celengan kaleng bentuk rumah diisi dengan koin.

Ketiga celengan ini sudah merupakan generasi celengan yang kesekian. Walaupun celengan benda yang umum dijadikan hadiah, Bunda dan Vania masih senang sekali menerima (dan memberi) hadiah celengan. Bentuknya lucu-lucu!

Beberapa hari yang lalu, Vania ada kegiatan di sekolah berupa kunjungan ke pasar tradisional (cerita lengkapnya menyusul di blog Bunda). Vania diberi uang oleh bu guru dan dipersilahkan untuk membelanjakan sesuai kebutuhan. 

Mulai dari situ, Vania mulai berpikir tentang uang.

Dan di suatu pagi saat perjalanan ke sekolah, Vania membuat Bunda kaget dan memutar otak tanpa menghakimi dan menyebutkan kata-kata negatif, atas pertanyaannya. Vania tanya, "Bun, kalau aku gambar uang yang baguuus banget sampai mirip aslinya, bisa nggak uangku jadi banyaaak... Nanti ditaro di bank dan di bank uangku jadi banyaaak..."

Tanpa menyebutkan kata-kata "dosa" dan "bohong" dan "illegal" dan "penjara"

Saya berusaha menjelaskan. Bahwa di bank hanya menerima uang yang dicetak oleh bank. Tidak ada warga negara yang bisa membuat uang yang sama persis dengan buatan bank. Sehingga uang yang tidak dibuat bank akan ditolak dan tidak bisa masuk ke bank.

Ini murni kepolosan anak-anak. Tapi cerdik. ^_^

Untuk Vania sayang, semoga kelak kamu bisa menggunakan kreatifitasmu untuk menemukan dan membuat hal-hal yang positif, untuk agamamu dan untuk negaramu. Aamiin..