Bunda dapat ide membuat sesuatu yang berasal dari buku cerita, dari website notimeforflashcards. Idenya unik, langsung Bunda adaptasi begitu saja.
Koleksi buku Erlangga for Kids milik Vania ada beberapa. Kebanyakan bunda beli kalau lagi ada sale! Hehehe.. (Tetep loh, emak-emak cari yang harganya miring). Bunda Vania suka buku cerita anak terbitan Erlangga, karena gambarnya bagus dan banyak. Ceritanya juga sederhana dan mudah dipahami.
Hari minggu yang lalu, kami sekeluarga memang tidak ada acara apa-apa. Sehingga kami punya banyak waktu di rumah. Secara random, Bunda ambil salah satunya dari rak buku dan mengira-ngira mau membuat apa. Karena ini ulat bulu, jadi agak mudah membuatnya.
Awalnya Bunda hanya membuat ulat kecil dari kertas origami hijau yang dibagi empat, dan dirangkai seperti rantai, kemudian diberi mata. |
Dan jadilah ini! Ada ulat bulu warna warni, ditambah pohon dari sumpit, serta ada gambar kambingnya. |
Ternyata belum selesai juga, padahal hari sudah hampir jam 9 malam. Ternyata Vania masih menambahkan untuk gambar background-nya. Ada pelangi, awan dan matahari. |
Vania dan kreasinya. Foto dulu ya supaya ada kenang-kenangan. ^_^ |
Sebelum tidur, Bunda sempatkan bercerita kepada Vania, bahwa prakarya yang ia buat itu disebut diorama.
Diorama adalah sejenis bendaminiatur tiga dimensi untuk menggambarkan suatu pemandangan atau suatu adegan. Asal-usul diorama(adalah dekor teater di Eropa dan Amerika di abad ke-19. Pencinta miniatur sering membuat diorama untuk memamerkan model kendaraan militer, miniatur figur publik, ataupun miniatur pesawat terbang.
Sumber: Wikipedia
Buku The Crunching Munching Caterpillar bercerita tentang seekor ulat buku yang ingin bisa terbang. Ia menyatakan keinginannya untuk terbang ke setiap teman-temannya yang ia temui, burung-burung, dan lebah... Tapi semua mengatakan si ulat bulu nggak mungkin bisa terbang... Dengan berbagai alasan, mulai dari tubuh ulat yang terlalu gemuk, tidak punya sayap, dan lain-lain...
Sampai suatu kali si ulat bertemu dengan kupu-kupu dan kupu-kupu memberinya harapan, bahwa mungkin suatu hari ulat bisa terbang. Pada akhirnya si ulat tidur dalam kepompong dan begitu bangun ia berupa kupu-kupu yang cantik. :-D
Pesan moralnya, adalah bahwa kita tidak boleh berhenti berharap. Apalagi yang Maha Tahu tentang masa depan kita hanya Allah saja. Siapa yang mengetahui kejutan apa yang Allah persiapkan buat kita, bukan begitu? Buat Bunda pribadi, cerita ini mengingatkan Bunda untuk tidak pernah putus harapan sama Allah SWT. :-)
bun bukunya bagus, itu penerbit erlangga ya
ReplyDeleteHehehe.. iyah mbak Lidya.. salah satu penerbit favoritku jg nih.. :D
Delete